jatuh lunglai kepala tertunduk
bertahan tertumpu pada jemari
butiran air mengalir dari sudut kelopak
tersirat sebuah luka
saat aliran kasih mengalir
bak mentari bermandikan cahaya
tak henti hanya memberi
meskipun gerhana datang menjelang
hidupku telah kuserahkan
jiwaku telah kauambil
badanku mengelana
hatiku tetap padamu
semua tertawa
seolah bercanda tawa
masihkah ada penjaga
yang mau serahkan nyawa
saat titipan itu tersimpan
tertutup rapat dalam jiwa
tak lekang terkikis waktu
sekalipun ajal datang
kan kubuat sebuah pondok
ditengah padang savana
tempat ku menanti
kehadiranmu kelak
tangkai mawar putih
berbaris menuju halaman....
luncuran air mengalir
penyambut dahaga jiwa yang datang...
ku tunggu hadirmu
saat waktu itu tiba ...
sebagai pamungkas rasa
bahwa cinta itu memang ada ....
4.28AM
kupersembahkan padamu cintaku
bertahan tertumpu pada jemari
butiran air mengalir dari sudut kelopak
tersirat sebuah luka
saat aliran kasih mengalir
bak mentari bermandikan cahaya
tak henti hanya memberi
meskipun gerhana datang menjelang
hidupku telah kuserahkan
jiwaku telah kauambil
badanku mengelana
hatiku tetap padamu
semua tertawa
seolah bercanda tawa
masihkah ada penjaga
yang mau serahkan nyawa
saat titipan itu tersimpan
tertutup rapat dalam jiwa
tak lekang terkikis waktu
sekalipun ajal datang
kan kubuat sebuah pondok
ditengah padang savana
tempat ku menanti
kehadiranmu kelak
tangkai mawar putih
berbaris menuju halaman....
luncuran air mengalir
penyambut dahaga jiwa yang datang...
ku tunggu hadirmu
saat waktu itu tiba ...
sebagai pamungkas rasa
bahwa cinta itu memang ada ....
4.28AM
kupersembahkan padamu cintaku